Sabtu, 20 Juni 2009

Jufri: Presiden Bem Fakultas Sastra dan Budaya periode 2008-2009



Salah satu mahasiswa yang tercatat sebagai penyulut awal dalam memprotes menggunakan Megaphone di lingkungan Fakultas Sastra dan Budaya Unkhair. Sikapnya yang santun dan ramah membuatnya banyak dikagumi oleh perempuan. Karena itu pula, dia menjadi salah satu presiden BEM yang memiliki predikat PlayBoy.

Aku mengenalnya secara akrab ketika beliau membimbingku dalam mendirikan sebuah komunitas baru yakni, FORSAS (forum study anak sastra). Dia, memang lelaki yang penuh dengan pertimbangan sehingga kinerjanya dalam menjabat Presiden BEM terlihat lambat. Sisi sensitifnya sangat mempengaruhinya sehingga dia selalu kesulitan dalam memutuskan seusatu yang dilematis. Sosok yang tercatat sebagai salah satu pendiri Laras (lahan apresiasi seni) ini memiliki kecerdasan yang patut dikagumi. Sebagai mahasiswa sastra indonesia, dia sering memberikan kritkan ketika ada orang yang menjajah bahasa indonesia. Seperti saat ini kita lihat berbagai spanduk dan pamflet yang tersebar selalu dijejali dengan berbagai bahasa asing, sangat memprihatinkan. Dimana letak pernghargaan kita kepada bangsa yang memili bahasa tersendiri ini?

Darinya aku banyak belajar tentang hidup. Kemampuannya dalam menyelesaikan masalah, sikapnya yang tenang dan penuh perhitungan, membuatnya bertindak tidak gegabah. Lelaki yang dilahirkan sebagai suku Sanana ini, masih juga memberikan perhatian kepada yuniornya (seperti saya) dan membimbing sehingga dia terlihat tidak eksklusif seperti senior yang lainnya. Pasca habis masa jabatannya, dia juga berjanji akan berjuang bersama SALAWAKU dalam menegakkan pers mahasiswa di TERNATE. Aku bangga memiliki pemimpin seperti dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang Anda Baca Belum Seutuhnya Semperna